Responsive Banner design
Home » » Meditasi Japa Mantram – Gayatri Untuk Kebahagiaan & Kesejahteraan Hidup

Meditasi Japa Mantram – Gayatri Untuk Kebahagiaan & Kesejahteraan Hidup



Mantram Gayatri adalah bait pertama dari Puja Tri Sandya. Mantram ini dikenal sebagai ibunya mantram.

Teks mantram Gayatri yang telah di Nusantarakan:

Om Bhur Bhuwah Swaha
Tat Sawitur Warenyam
Bhargo dewasya dimahi
Dhiyo yo nah pracodayat


Text Aslinya:

Om bhūr bhuvaḥ svaḥ
tát savitúr váreṇyaṃ
bhárgo devásya dhīmahi
dhíyo yó naḥ pracodáyāt


Artinya: dari beberapa sumber.

Om – Suara smesta yang diidentifikasi sebagai suara/simbol Tuhan/Siwa
Bhur – Alam bawah/butha
Bhuvah – Alam tengah/mahluk manusia, binatang, isi dunia
Svah – Alam atas/alam Dewata
Tat – Brahman
Savitur –asal segala ciptaan
Varenyam – patut disembah
Bhargo – sinar/cahaya atau kecemerlangan spiritual
Devasya – kenyataan Tuhan
Dhimahi – kita bermeditasi
Dhiyo – budi, intelek
Yo – yang
Nah – kita
Pracodayat – menerangi


Alam bawah disimbolkan dengan bentuk kotak persegi empat, alam tengah disimbolkan sebagai lingkaran dan alam atas disimbolkan sebagai bentuk segitiga/piramid.

Pada tubuh manusia, chakra Pusar/Manipura adalah alam tengah, chakra Dasar/Muladhara adalah alam bawah dan chakra Mahkota/Sahasrara adalah alam atas. Manusia mencapai kesempurnaan apabila sudah bisa menyatukan ketiga kekuatan simbol ini di chakra Jantung.

Dengan terbukanya inti chakra Sahasrara maka jalur sinar Antahkarana akan turun menuju chakra Muladhara. Mendapat asupan prana dari sinar Antahkarana, chakra Muladhara akan berkembang dan memunculkan api suci Brahma Chakra yang membantu proses pembersihan. Perkembangan chakra Muladhara akan membantu membersihkan nadi utama dan tujuh chakra inti. Kalau jalur-jalur prana sudah terbentuk maka kekuatan dari chakra Muladhara akan naik mencapai chakra Anahata.

Dalam Meditasi Karuna Budhi Sakti sudah disinggung pertemuan dua kekuatan ini. Apabila pertemuan kedua kekuatan ini sudah maksimal maka kesaktian tertinggi manusia akan tercapai dan demikian pula kesidhian manusia akan tercapai.

Istilah Kiwa/kiri dan Tengen/kanan muncul dari pemahaman bahwa orang yang telah mampu membangkitkan kekuatan dari chakra disebut Shakti. Shakti inilah yang disebut Kiwa yang dipicu dari bangkitnya chakra Muladhara/alam bawah. Sedangkan karena chakra Sahasrara yang membawa sifat-sifat alam atas/Dewata maka ia mewarisi sifat Tengen. Kekuatan dari sifat tengen disebut sebagai Sidhi.

Sebagai contoh, seseorang yang mampu menurunkan hujan dengan kemampuan dari bangkitknya kekuatan dalam dirinya disebut sebagai orang ‘sakti’. Sedangkan orang yang mampu menurunkan hujan dengan memohon kepada Dewata disebut orang ‘sidhi’.

Di dalam masyarakat sering pula kita mendengar orang mengatakan wisesa atau belajar ‘kawisesan’. Istilah ini adalah memberi suatu pemahaman bahwa orang tersebut sedang melatih kekuatan dari chakra dan juga kekuatan dari Dewata. Atau wisesa itu adalah perpaduan kekuatan Kiwa dan Tengen. Kekuatan yang bertemu di chakra Anahata. Yaitu penyatuan tiga kekuatan dari alam bawah, tengah dan atas atau kekuatan dari Bhur Bhuwah Swah.

Oleh karena itulah mengapa meditasi mantram Gayatri diakui sebagai meditasi tingkat tinggi, sebab mampu membersihkan ketiga alam tersebut. Alam Bhur adalah chakra Muladhara, alam Bhuwah adalah chakra Manipura dan alam Swah adalah chakra Sahasrara.

Dalam banyak literatur dikatakan bahwa, kalau manusia hidupnya sangat susah, maka dengan banyak melakukan japa mantam Gayatri maka segala kesusahannya akan terhapuskan. Dalam artikel mengenai Antahkarana, penulis sudah menjelaskan potensi dari setiap chakra akan membawa perubahan yang dahsyat kepada kenyataan hidup yang dialami manusia. Japa mantram Gayatri bersifat pembersihan dari sistem tubuh non fisik. Misalnya, bersih/berkembangnya chakra Muladhara maka manusia pastilah terbebas dari masalah ekonomi atau akan mudah mencapai kehidupan yang rejekian.

Berjapa bukanlah mengejar jumlahnya tetapi kualitasnya. Tetapi kualitas japa dengan jumlah yang sangat banyak adalah harapan setiap manusia. Mulailah dengan 7, 11, 36 kali setiap pagi/subuh atau setiap malam. Kalau sudah terbiasa lakukanlah 108 kali setiap berjapa. Gunakan biji Genetri 108 dari biji Rudraksa (paling umum untuk tujuan berjapa) guna menghitung.

Tahapan:
  1. Lakukan penyucian diri seperti mandi.
  2. Duduk bersila dengan kaki kanan di atas/depan atau yang nyaman.
  3. Pegang biji genetri dengan tangan kanan mengambang tidak boleh menyentuh tanah atau pakaian tetapi tergantung di tangan.
  4. Berdo’a kepada para Leluhur dan Dewata/Ibu Dewi Gayatri
  5. Sikap badan sangat rileks.
  6. Fokus pikiran berada di chakra Ajna/mata ketiga. Pikiran selalu bergerak tetapi selalu berusaha kembali ke chakra Ajna.
  7. Setiap selesai satu mantram dorong satu biji genetri dengan jempol.
  8. Setiap mencapai 108, jangan lewati simpul tengah yang disebut Siwa, tetapi balikan genetri.

Sebelum menemukan seorang Guru yang mahir dalam ilmu meditasi, maka berjapa mantram Gayatri adalah meditasi yang sangat aman dan jarang ditemukan suatu gangguan yang disebut sebagai ‘syndrom’. Pencapaian pertama adalah pembukaan inti chakra Sahasrara yang merupakan tolok ukur besarnya jalur Antahkarana. Semakin sering melakukan japa mantram, semakin bertambah besar inti chakra Sahasrara maka jalur Antahkarana semakin besar dan lambat laun akan turun melalui nadi Shusumna hingga pada suatu ketika mencapai chakra Muladhara.

Tercapainya evolusi sempurna (moksha) seluruh manusia adalah menciptakan evolusi di galaksi. Kalau setiap Galaksi sudah mencapai evolusi sempurna maka alam semesta akan mencapai evolusinya. Alam semesta memiliki 108 galaksi maka biji genetri dibuat dengan jumlah 108.


Selamat berlatih

Buku Tamu
Silahkan Tinggalkan Pesan Anda
------------------------
foxyform
Diberdayakan oleh Blogger.